Kamis, 30 Maret 2017

Jerman (Tugas Individu Akuntansi Internasional)

JERMAN

Iklim akuntansi Jerman terus berubah semenjak akhir Perang Dunia II. Pada masa itu, akuntansi bisnis menekankan daftar akun nasional dan seksional (seperti di Prancis). Commercial Code menetapkan beragam prinsip tentang “pembukuan yang rapi”, dan audit yang mandiri hampir tidak selamat dari perang.
Tahun 1965 Corporation Law memindahkan sistem laporan keuangan Jerman ke arah pemikiran Inggris-Amerika (tapi hanya untuk perusahaan-perusahaan yang lebih besar). Tahun 1969 Laporan dan persyaratan audit tambahan menjadi pesyaratan hukum melalui Corporate Publicity Law.
Pada awal tahun 1970-an, Uni Eropa mulai mengeluarkan perintah penyelarasannya, dimana negara-negara anggotanya diwajibkan untuk menggabungkan diri dengan undang-undang nasionalnya. Pada 19 Desember 1985 perintah Uni Eropa Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan semuanya memasuki undang-undang Jerman melalui Comperhensive Accounting Act.
Pada tahun 1998 ada dua undang-undang baru yang dikeluarkan. Pertama, menambahkan sebuah paragraf baru dalam buku ketiga German Commercial Code yang memungkinkan perusahaan yang mengeluarkan ekuitas atau utang pada pasar modal resmi untuk menggunakan prinsip akuntansi internasional dalam laporan keuangan gabungan mereka. Kedua, memungkinkan adanya penetapan perusahaan sektor swasta untuk menyusun standar akuntansi bagi laporan keuangan gabungan.
Karakteristik dasar ketiga dari akuntansi Jerman adalah ketergantungannya pada keputusan undang-undang dan pengadilan. Tidak ada lagi yang memiliki kekuatan mengikat atau otoritatif. Untuk memahami akuntansi Jerman, seseorang harus melihat pada HGB dan bentuk keputusan hakim.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
     Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penyusunan standar akuntansi keuangan, karena hanya dipahami oleh negara-negara yang berbahasa Inggris. German Accounting Standards Commite (GASC), atau dalam bahasas Jerman, Deutsches Rechnungslegungs Standards Commite  (DRSC), didirikan tidak lama sesudahnya, dan selanjutnya diresmikan oleh Menteri Kehakiman sebagai otoritas penyusun standar Jerman.
       GASC mengawasi German Accounting Standards Board (GASB), yang melakukan pekerjaan teknis dan mengeluarkan standar akuntansi. Pertimbangan GSAB yang mengikuti sebuag proses dan pertemuan bersifat terbuka. Ketika dikeluarkan, standarnya harus disetujui dan dipublikasikan oleh Menteri Kehakiman.
            Sistem penyusunan standar akuntansi Jerman secara umum sama dengan sistem yang digunakan di Inggris dan Amerika Serikat, dan sama dengan IASB. Namun penting untuk menekankan bahwa standar GASB merupakan rekomendasi otoriter yang hanya berlaku untuk laporan keuangan gabungan. GASB diciptakan untuk mengembangkan susunan standar Jerman yang sesuai dengan standar akuntansi Internasional.
     Financial Accounting Control Act(disingkat BilKog) didirikan pada tahun 2004 untuk meningkatkan kepatuhan persyaratan laporan kuangan Jerman dan IFRS oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Undang-undang tersebut membuat dua susunan sistem pelaksanaan. Dewan sektor swasta, Financial Reporting Enforcement Panel (FREP), meninjau laporan keuangan yang dianggap tidak biasa. Dewan ini juga melakukan tinjauan acak pada laporan keuangan. FREP bergantung pada perusahaan untuk memperbaiki semua masalahnya dengan sukarela. Dewan pengaturan sektor publik yang mengawasi perdagangan saham (pasar modal) dan perbankan serta industri asuransi.

Laporan Keuangan
    Undang-undang Jerman menetapkan persyaratan akuntansi, audit, dan laporan keuangan yang berbeda bergantung pada ukuran perusahaan alih-alih pada bentuk organisasi bisnisnya. Ada tiga kelas ukuran usaha-kecil, menengah, besar ditentukan berdasarkan total neraca, total penjualan tahunan, dan jumlah pegawai. Perusahaan dengan saham yang dijual secara umum selalu dianggap sebagai perusahaa besar. Undang-undang menetapkan isi dan format laporan keuanga, yang mencakup hal-hal berikut :
1 .      Neraca
2 .      Laporan laba rugi
3 .      Catatan
4 .      Laporan manajemen
5 .      Laporan auditor
Sebuah keistimewaan dari sistem laporan keuangan Jerman adalah adanya laporan pribadi dari auditor kepada dewan direktur dan dewan pengawasan perusahaan. Laporan ini mengomentari prospek masa depan perusahaan dan, khususnya, faktor-faktor yang bisa mengancam kelangsungannya. Untuk dicatat, laporan ini merupakan informasi perusahaan, tidak diberikan untuk pemegang saham.
Laporan keuangan gabungan diwajibkan bagi badan usaha di bawah manajemen gabungan dan dengan pemilihan suara terbanyak, pengaruh dominan dengan berdasarkan kendala kontak, atau hak untuk mengangkat atau memecat sebagian besar dewan direktur. Namun, tidak harus sama seperti yang digunakan dalam laporan perusahaan pribadi. Dengan cara ini, metode akuntansi berdasar pajak dalam akun pribadi bisa dihilangkan di akun kelompok. Akun gabungan bukan merupakan dasar baik bagi perpajakan maupun bagi pembagian keuntungan.

Pengukuran Akuntansi
     Berdasarkan Commercial Code (HGB), metode pembelian (akuisisi) merupakan metode penggabungan yang mendasar, tapi penyatuan kepetingan bisa diterima dalam keadaan tertentu. Ada dua bentuk metode pembelian yang diizinkan: metode nilai buku dan metode revaluasi. Undang-undang menyebutkan bahwa 4 tahun sebagai periode amortisasi yang berkala, tapi jangka waktu hingga 15 tahun merupakan hal yang wajar. Metode ekuitas digunakan untuk asosiasi yang memiliki 20% atau lebih kepemilikan, tapi hanya dalam laporan keuangan gabungan.
    Harga perolehan merupakan dasar untuk menilai aset berwujud (Jerman merupakan salah satu penganut paling loyal terkait prinsip harga perolehan. Sikap kuatnya terhadap anti-inflasi merupakan hasil dari penghapusan dua periode inflasi yang mengerikan yang dilalui pada abad ke-20). Persediaan dicatat pada biaya atau pasar yang lebih rendah; FIFO, LIFO, dan rata-rata merupakan metode untuk menentukan biaya. Depresiasi aset tetap disesuaikan dengan penurunan tingkat pajak.
   Perusahaan-perusahaan Jerman yang terdaftar harus menyusun laporan keuangan gabungan mereka menurut IFRS. Perusahaan-perusahaan lain memiliki pilihan untuk menggunakan IFRS ataupun peraturan Jerman yang dijelaskan di atas untuk tujuan penggabungan. Kedua pilihan tersebut didapati dalam praktiknya, dan pembaca laporan keuangan Jerman harus berhati-hati untuk mengetahui standar akuntansi mana yang diikuti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar